PEKERJAAN HAMMER TEST

 PENGUJIAN HAMMER TEST

  1. Pengertian

Pengujian hammer test merupakan salah satu jenis pengujian non destruktif pada permukaan struktur beton untuk mendeteksi kuat tekan material beton insitu. Cara kerja dari alat Hammer test adalah berdasarkan beban tumbukan yang diberikan pada permukaan beton dan besarnya reaksi yang timbul dinyatakan dengan nilai Hammer test yang dapat dibaca secara langsung pada grafik yang tertera pada alat tersebut.

  1. Metode Pengujian

Metode kerja dari alat Hammer test adalah berdasarkan beban tumbukan yang diberikan pada permukaan beton dan besarnya reaksi yang timbul dinyatakan dengan nilai Hammer test yang dapat dibaca secara langsung pada grafik yang tertera pada alat tersebut.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam melaksanakan pengujian hammer test adalah:

  • Pemilihan lokasi yang akan di test

Lokasi titik yang ingin diuji Hammer test serta jumlah titik pengujian untuk suatu komponen struktur dipilih sedemikian rupa sehingga dapat mewakili kualitas beton pada komponen struktur tersebut. Lokasi yang ingin di test sebaiknya dipilih permukaan yang rata. Bila diperlukan diberi tanda dengan cat pada titik yang diuji tersebut.

  • Persiapan titik pengujian

Sebelum dilakukan penguian Hammer test, permukaan beton terlebih dahulu diratakan dengan menggunakan batu gurinda dan amplas serta dibersihkan dari kotoran dan debu. Selanjutnya pada permukaan beton tersebut dibuat petak pengujian (grid) yang terdiri dari 4 x 4 buah kotak-kotak kecil masing-masing berukuran 3 x 3 cm berupa tabel tempat melakukan uji Hammer test.

  1. Pelaksanaan pengujian

Pengujian Hammer test dilakukan pada setiap kotak-kotak kecil (grid) tersebut masing-masing sebanyak satu kali pukulan. Arah pukulan Hammer test terhadap titik yang diuji harus benar-benar tegak lurus terhadap bidang yang diuji. Setelah itu angka pantul dicatat untuk keperluan pembacaan kurva yang sesuai dengan arah pukulan. Data yang didapatkan dari satu titik pengujian yang terdiri dari 16 kali pukulan Hammer test selanjutnya devaluasi dengan menggunakan kurva untuk mendapatkan nilai kuat tekan. Kemudian dari 16 data kuat tekan tersebut dihitung nilai rata-ratanya sehingga didapatkan nilai kuat tekan beton pada titik tersebut.